Kamis, 11 Agustus 2011

Lukis Dinding kamar anak

lukis dinding kamar anak dapat menjadikan ruangan tidur anak anda menjadi lebih luas, dapat memberikan semangat baru ketika anak terbangun dari tidurnya, membuat anak senang bermain dikamar/dalam rumah.

Senin, 25 Juli 2011

Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Memilih dan Menggunakan

Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Memilih dan Menggunakan

Alat/Bahan Mainan
Ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam memilih bahan dan peralatan belajar dan bermain anak. Berikut ini beberapa yang perlu diperhatikan ketika memilih dan menggunakan alat/bahan adalah :

  1. Pilih alat atau bahan yang mengundang perhatian anakAlat dan bahan dapat memuaskan kebutuhan anak, menarik minat dan menyentuh perasaan mereka baik dari warna, jenis, bentuk, ukuran atau berat. Jenis dan bentuk alat belajar juga akan berpengaruh terhadap perkembangan belajar anak. Maka dari itu pilih yang bobotnya tidak terlalu berat sehingga anak mudah memindah-mindahkannya, kecuali memang peralatan tersebut dirancang khusus untuk tidak dipindah,digeser atau dibawa oleh anak.

  1. Mainan bukan pilihan orang tua tetapi berdasarkan minat anak terhadap mainan tersebut.
  2. Pilih bahan yang mencerminkan karakteristik tingkat usia anak. Dalam mencari alat permainan kita harus mempelajari perkembangan dan ciri-ciri belajar anak sebagaimana karakteristik anak.
  3. Pilih alat atau bahan yang memiliki unsur multiguna Alat dan bahan mainan ini dapat memenuhi bermacam-macam tujuan pengembangan atau jika memungkinkan seluruh aspek perkembangan anak dan dapat dipergunakan secara fleksibel dan serba guna.
Misalnya ketika anak bermain dengan balok ia akan berfikir untuk membangun sesuatu dari balok (kognitif) membolak-balik/mengeksplorasi balok tersebut (motorik halus) membuat bangunan baru/aneh (kreatif) atau kerjasama dengan temannya untuk menyusun balok (sosial).
  1. Alat permainan sebaiknya beraneka macam sehingga anak dapat bereksplorasi dengan berbagai macam alat permainan
  2. Pilih bahan yang dapat memperluas kesempatan anak untuk menggunakannya dengan bermacam cara.
 Bahan jenis ini dianjurkan karena akan banyak merangsang kreativitas daya pikir imajinasi dan kemampuan memecahkan masalah pada diri anak sehingga kemampuan-kemampuan tersebut dapat terpacu dan berkembang secara optimal.
  1. Tingkat kesulitan sebaiknya disesuaikan pada rentang usia anak Permainan tersebut tidak terlalu sulit dan juga tidak terlalu mudah bagi anak.
  2. Peralatan mainan tidak terlalu rapuh
  3. Pilih bahan yang tidak membedakan jenis kelamin dan tidak meniru-niru. Sebaiknya alat atau bahan yang dipilih tidak dibedakan berdasarkan jenis kelamin. Pada anak usia dini perlu diperkenalkan berbagai peran dan hal.
  4. Pilih alat dan bahan yang sesuai dengan filsafat dan nafas pendidikan Alat dan bahan ini sering disebut dengan APE (Alat Permainan Edukatif) untuk mendapatkan dapat berkonsultasi dengan seorang ahli baik ahli mainan, pendidik anak psikolog atau perawat anak yang profesional.www.elearning.romadhon.com

Permainan Edukatif dan Ciri-ciri Permainan Edukatif Bagi Anak

Permainan Edukatif dan Ciri-ciri Permainan Edukatif Bagi Anak

            Alat permainan yang optimal adalah alat permainan yang mampu merangsang dan menarik minat anak, sekaligus mampu mengembangkan berbagai jenis kemampuan anak dan tidak membatasi hanya pada satu aktivitas tertentu saja. Menurut Isenberg dan Jacobe dalam Suratno (2005 : 61) menyebutnya sebagai "openended plaything". Alat permainan ini tidak hanya diproduksi di pabrik tapi bisa apa saja asal memenuhi kriteria. Dalam hal ini permainan yang hanya bisa dimainkan dengan satu cara tertentu saja justru menghambat proses belajar anak melalui bermain tersebut. Hal ini yang kemudian diartikan sebagai alat permainan edukatif (APE).
            Alat permainan edukatif adalah alat permainan yang dirancang secara khusus untuk kepentingan pendidikan Tedjasaputra dalam Suratno, (2005: 61). Sebagian alat permainan edukatif dikenal sebagai alat manipulatifmanipulatif berarti menggunakan secara terampil, dapat diperlakukan menurut kehendak dan pemikiran serta imajinasi anak. Belajar Mengelolanya dengan baik akan memberi kepuasan dan manfaat bagi anak. Alat permainan edukatif adalah alat permainan yang secara optimal mampu merangsang minat anak, sekaligus mampu mengembangkan berbagai jenis potensi anak, dan dimanfaatkan dalam berbagai aktivitas.
            Dalam tahun 1972 Dewan Nasional Indonesia untuk Kesejahteraan Sosial (DNIKS) mengadakan seminar mengenai alat permainan. Pada saat itulah dikenalkan istilah Alat Permainan Edukatif (APE). Alat permainan edukatif adalah alat yang dapat meningkatkan perkembangan balita.

Ciri-ciri permainan edukatif

  1. Dapat digunakan dalam berbagai cara, maksudnya dapat dimainkan dengan bermacam-macam tujuan, manfaat dan menjadi bermacam-macam bentuk.
  2. Ditujukan terutama untuk anak-anak usia prasekolah dan berfungsi mengembangkan berbagai aspek perkembangan kecerdasan dan motorik anak.
  3. Segi keamanan sangat diperhatikan baik dari bentuk maupun penggunaan cat pada alat permainan.
  4. Membuat anak terlibat secara aktif.
  5. Sifatnya konstruktif.
    Setiap permainan edukatif dapat difungsikan multiguna. Sekalipun masing-masing memiliki kekhususan dalam artian mengembangkan aspek perkembangan tertentu pada anak tidak jarang dapat meningkatkan lebih dari satu aspek perkembangan.
            Selain ciri-ciri di atas yang masuk dalam kategori mainan edukatif adalah :

1. Diperuntukkan bagi anak balita
    Yaitu mainan yang memang sengaja dibuat untuk merangsang berbagai kemampuan dasar pada balita.
2. Multifungsi
    Dari satu mainan bisa didapat berbagai variasi-variasi mainan sehingga simulasi yang didapat anak juga    lebih beragam.
3. Melatih problem solving
    Dalam memainkannya anak diminta untuk melakukan problem solving. Dalam permainan puzzle misalnya anak diminta untuk menyusun potongan-potongan menjadi utuh.
4. Melatih konsep-konsep dasar
      Lewat permainan ini dilatih untuk mengembangkan kemampuan dasarnya seperti mengenal bentuk warna, besaran juga melatih motorik halus.
5. Melatih ketelitian dan ketekunan
    Dengan mainan edukatif, anak tak hanya sekedar menikmati tetapi juga dituntut untuk teliti dan tekun ketika mengerjakan.
6. Merangsang kreativitas
    Permainan ini mengajak anak untuk selalu kreatif lewat berbagai variasi mainan yang dilakukan. Bila sejak kecil anak dibiasakan untuk menghasilkan karya.www.elearning.romadhon.com

Manfaat Bermain dan Alat Permainan Bagi Anak

Manfaat Bermain dan Alat Permainan Bagi Anak

Rentang usia 3-5 tahun merupakan time play (masa bermain), jadi biarkan anak menikmatinya, anak perlu bermain sebagai sarana untuk tumbuh kembang dalam lingkungan budaya dan persiapannya dalam belajar norma. Manfaat positif bermain bagi anak adalah :

  1. Manfaat untuk perkembangan aspek fisik
Anak berkesempatan melakukan kegiatan yang melibatkan gerakangerakan tubuh yang membuat tubuh anak sehat dan otot-otot tumbuh menjadi kuat.

  1. Manfaat untuk perkembangan aspek motorik halus dan kasar
Dalam bermain dibutuhkan gerakan dan koordinasi tubuh (tangan, kaki dan mata).

  1. Manfaat untuk perkembangan aspek sosial
Bermain bersama dapat membantu anak belajar bersosialisasi karena dengan bermain anak dapat belajar berkomunikasi sehingga anak dapat bersosialisasi dengan teman-temannya maupun orang-orang di sekitarnya.

  1. Manfaat untuk perkembangan aspek emosi dan kepribadian
Dengan bermain anak dapat melepaskan ketegangan yang ada dalam dirinya. Anak dapat menyalurkan perasaan dan menyalurkan dorongandorongan yang membuat anak lega dan rileks.

  1. Manfaat untuk mengasah ketajaman pengindraan.
  2. Mengembangkan keterampilan olah raga dan menari.
  3. Pemanfaatan bermain sebagai media terapi
Karena selama bermain perilaku anak akan tampil lebih bebas dan bermain adalah sesuatu yang alamiah dari anak.
  1. Manfaat sebagai media intervensi
Bermain dapat melatih konsentrasi (pemusatan perhatian pada tugas tertentu) seperti melatih konsep warna bentuk dsb.
            Semua kegiatan bermain dapat menggunakan alat-alat permainan tertentu sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Hal yang terpenting dalam pelaksanaannya harus menyenangkan dan menarik untuk anak sehingga ia melakukannya dengan minat dan perasaan senang tanpa ada keterpaksaan.
            Fungsi alat permainan adalah untuk mengenal lingkungan dan juga mengajar anak mengenal kekuatan maupun kelemahan dirinya. Dengan alat permainan anak akan melakukan kegiatan yang jelas dan menggunakan semua panca indranya secara aktif. Kegiatan yang aktif dan menyenangkan ini juga akan meningkatkan aktivitas sel otaknya yang juga merupakan masukanmasukan pengamatan maupun ingatan yang selanjutnya akan menyuburkan proses pembelajaran.   Penggunaan alat permainan bertahap yaitu : kegiatan yang tergolong mudah, sedang, dan sulit (Sachiyo Tanaka : 1995). Alat permainan yang tujuan dan penggunaannya dipersiapkan pendidik juga harus bervariasi sesuai dengan derajat kesulitan tersebut alat permainan yang dipersiapkan oleh guru untuk dipilih oleh anak dalam berbagai kegiatan akan menentukan tumbuhnya perasaan berhasil pada anak sesuai dengan kemampuan mereka.
            Dalam bermain dengan berbagai alat permainan ini banyak eurekaeureka kecil yang terjadi. Disinilah terbentuk citra diri yang positif. Anak juga makin percaya diri, kemandirian untuk menentukan sikap dan kesigapan mengambil keputusan sendiri akan lebih jelas. Fungsi dari alat permainan ini dapat dilihat ketika anak bermain. www.elearning.romadhon.com

Pengertian Bermain Alat Permainan dan Logic Smart

Pengertian Bermain Alat Permainan dan Logic Smart

            "Bermain adalah suatu kegiatan atau tingkah laku yang dilakukan anak secara sendirian atau berkelompok dengan menggunakan alat atau tidak untuk mencapai tujuan tertentu." (Soegeng Santoso: 2002) Hurlock mengartikan bermain adalah setiap kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan yang ditimbulkannya tanpa pertimbangan hasil akhir. Bermain dilakukan secara sukarela dan tidak ada paksaan atau tekanan dari luar atau kajian.

            Johnson, et al (1999), mengemukakan bahwa ada 16 definisi tentang bermain salah satunya adalah suatu kegiatan berulang ulang demi kesenangan. Jadi kegiatan apapun bila dilakukan dengan senang bisa dikatakan bermain. Bermain dibagi menjadi beberapa jenis (Bergen dalam Soemiarti : 2000), yaitu bermain bebas bermain dengan bimbingan dan bermain dengan arahan. Selain itu bermain dapat juga dibagi dari jumlah anak yang terlibat.

            Menurut Piaget bermain terdiri atas tanggapan yang diulang sekedar untuk kesenangan fungsional. Sedang menurut B'ttel Leim bermain adalah kegiatan yang tidak mempunyai peraturan lain kecuali yang ditetapkan pemain sendiri dan tidak ada hasil akhir yang dimaksudkan dalam realitas luar. Dan menurut Kartini Kartono bermain adalah kisi bukan yang dipilih sendiri tanpa tujuan. Dalam hal ini bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan anak sendirian atau kelompok, menggunakan alat atau tidak dengan rasa gembira.

            Dalam bermain terdapat beberapa teori yang dibagi Tedja Saputra (2001) dalam dua kategori pokok yaitu kelompok teori klasik dan kelompok teori modern. Teori-teori modern ini antara lain :

  1. Teori Psikoanalisis
                Freud memandang bermain sama seperti fantasi atau bermain. Melalui bermain ataupun fantasi, seseorang dapat memproyeksikan harapan maupun konflik pribadi. Dengan demikian Freud percaya bahwa bermain memegang peran penting dalam perkembangan emosi anak. Anak dapat mengeluarkan semua perasaan negatif seperti pengalaman yang tidak menyenangkan atau traumatic dan harapan-harapan yang tidak terwujud dalam realita melalui bermain. Dengan demikian, bermain mempunyai efek kotarsis. Melalui bermain, anak dapat mengambil peran aktif sebagai pemrasaran dan memindahkan perasaan negatif ke obyek atau orang pengganti.

  1. Teori Kognitif Dalam teori ini Piage berpendapat bahwa bermain merupakan sarana untuk mempraktekkan dan melakukan konsolidasi konsep-konsep serta keterampilan yang telah dipelajari sebelumnya. Sedangkan Lav Vygotety melihat bahwa bermain akan memajukan kemampuan berfikir abstrak, merupakan cara belajar dalam kaitannya dengan Zona of Proximal Development (ZPD). ZPD adalah jarak antara tahap aktual dan potensial yang dimiliki anak. Dengan bermain maka potensi anak akan berkembang sejalan dengan kemampuan aktualnya dengan kata lain bermain akan mengembangkan ZPD anak. Selain itu, Vygotsky percaya bahwa bermain merupakan salah satu cara anak untuk belajar mengatur diri sendiri.

Jerome Bruner memberi penekanan pada fungsi bermain sebagai sarana mengembangkan kreativitas dan fleksibilitas perilaku berpikir. Hal ini terjadi karena dalam bermain akan dihadapkan dengan banyak pilihan perilaku, bereksplorasi dengan berbagai kemungkinan yang ada tersebut, sekaligus mendapatkan situasi yang terlindung dari akibat-akibat yang diderita karena dilakukan dalam suasana bermain. Sutton Smith percaya bahwa transformasi simbolik yang muncul dalam kegiatan bermain khayal memudahkan transformasi simbolik kognisi anak sehingga dapat meningkatkan fleksibilitas mental mereka

Dengan demikian, anak dapat menggunakan ide-idenya dengan cara baru serta tidak biasa dan menghasilkan ide kreatif yang dapat diterapkan untuk tujuan adaptif. Sedangkan Jarome Singer berpendapat bahwa bermain memberikan suatu cara bagi anak untuk memajukan kecepatan masuknya perangsangan (stimulasi), baik dari dunia luar maupun dari dalam yaitu aktivitas otak yang secara konstan memainkan kembali dan merekam pengalaman-pengalaman. Melalui bermain anak dapat mengoptimalkan laju stimulasi dari luar dan dari dalam, karena itu mengalami emosi yang menyenangkan.

  1. Arousal Modulation TheoryTeori ini ditemukan oleh Beryne dan dikembangkan oleh Ellis. Teori ini menekankan pada anak yang bermain sendirian (soliter) atau anak yang suka menjelajah obyek di lingkungannya. Menurut teori ini bermain disebabkan adanya kebutuhan atau dorongan agar sistem saraf pusat tetap berada dalam keadaan terjaga. Bila terlalu banyak simulasi, "arousal" akan meningkat sampai batas yang kurang sesuai dan
    menyebabkan seseorang akan mengurangi aktivitas. Ellis menganggap bermain sebagai aktivitas mencari rangsang yang dapat meningkatkan "arousal" secara optimal.

  1. Teori Bateson
Bermain bersifat paradoksal karena tindakan yang dilakukan anak saat bermain tidak sama artinya dengan apa yang mereka maksudkan dalam kehidupan nyata. Menurutnya bermain akan memajukan kemampuan untuk memahami berbagai tingkatan makna. Pada satu tahap anak terlibat dalam peran pura-pura dan memfokuskan diri pada bermain pura-pura, secara bersamaan, mereka menyadari identitas diri masingmasing dan arti yang sesungguhnya dari obyek dan tindakan yang mereka gunakan dalam bermain.

Alat permainan adalah semua alat bermain yang digunakan anak untuk memenuhi naluri bermainnya (Sudono, 1995: 7). Alat permainan tidak dapat dipisahkan dari kebutuhan anak. Macam alat permainan sebagai pelengkap untuk bermain sangat beragam. Ada yang bersifat bongkar pasang, mengelompokkan, memadukan mencari padanannya, merangkai, membentuk, mengetok, menyempurnakan suatu desain menyusun sesuai bentuk utuhnya, dan lainlain.

Selagi bermain dengan alat permainan anak akan mendapatkan masukan pengetahuan untuk ia ingat, alat permainan memang merupakan bahan mutlak bagi anak untuk mengembangkan dirinya yang menyangkut seluruh aspek perkembangan terutama dibidang ketekunan dan ketelitian.

Semua alat yang dapat dimainkan anak digolongkan sebagai alat permainan contohnya biji-bijian. Dengan bahan ini anak dapat menghitung dan memperlakukan biji tersebut sebagai orang, kalau dilengkapi dengan gambar atau benda lain maka kita akan melihat betapa sibuk anak bermain dengan biji-bijian tersebut.

Logie Smart (kecerdasan logis-matematis) adalah kecerdasan dalam hal angka dan logika. Kecerdasan ini melibatkan keterampilan mengolah angka dan atau kemahiran menggunakan logika atau akal sehat. Kecerdasan logika matematika pada dasarnya melibatkan kemampuankemampuan menganalisir masalah secara logis, menemukan atau menciptakan rumus-rumus atau pola matematika dan menyelidiki sesuatu secara ilmiah.www.elearning.romadhon.com

Permainan edukatif adalah semua jenis permainan yang bertujuan untuk menciptakan lingkungan dan jenis permainan yang bersifat edukatif demi kepentingan peserta didik

Permainan edukatif adalah semua jenis permainan yang bertujuan untuk menciptakan lingkungan dan jenis permainan yang bersifat edukatif demi kepentingan peserta didik. Guru harus ikhlas dalam bersikap dan berbuat serta mau memahami peserta didiknya dengan segala konsekuensinya dalam menentukan jenis permainan edukatif (Bahri 199: 5). Pada kegiatan proses belajar mengajar tidak lain adalah untuk menanamkan sejumlah norma ke dalam jiwa peserta didik. Maka dari itu dalam kegiatan ini dipakai istilah proses interaktif edukatif. Sejumlah norma yang diyakini mengandung kebaikan perlu ditanamkan ke dalam jiwa peserta didik melalui peranan guru dalam pengajaran. Guru dan peserta didik berada dalam satu relasi kejiwaan. Interaksi ini terjadi karena saling membutuhkan.

            Dalam interaksi edukatif yang berlangsung telah terjadi interaksi yang bertujuan guru dan peserta didiklah yang menggerakkannya. Interaksi yang bertujuan ini disebabkan gurulah yang memaknainya dengan menciptakan lingkungan yang bernilai edukatif bagi kepentingan melatih ketelitian dan ketekunan anak dalam belajar, serta mengembangkan logic smart anak.

           Seperti yang diketahui bersama dalam menuju kedewasaan setiap anak memerlukan kesempatan untuk mengembangkan diri untuk menunjang kesempatan diperlukan fasilitas dan sarana pendukung dalam berbagai bentuk dan jenisnya antara lain alat peraga dan alat bermain. Maka dari itu bermain alat manipulatif anak dapat berkomunikasi dengan guru maupun temantemannya.

            Hal itu dirasakan anak dengan sangat rileks, santai tanpa paksaan. Dengan ini anak akan merasa senang bahkan bila ada orang lain, anak akan tanpa merasa terganggu dan tetap konsentrasi pada apa yang sedang ia kerjakan. Anak juga akan menyukai sekolahnya. Oleh karena itu TK tanpa sarana edukatif tidak dapat berfungsi sebagai lembaga pendidikan yang baik, karena kegiatan belajar mengajar di TK dilakukan melalui prinsip "belajar sambil bermain". Dengan bermain peserta didik diharapkan dapat melakukan berbagai kegiatan yang merangsang dan mendorong kepribadiannya baik yang mencakup aspek ketrampilan/psikomotor kecerdasan bahasa emosi maupun sosialnya.

            Banyak orang tua dan keluarga anak kurang menghargai anak untuk bermain. Mereka melarang anak bermain terutama bila anak bermain dengan teman di luar rumah. Orang tua tidak mengijinkan anak untuk bermain, terkadang orang tua menyediakan berbagai fasilitas yang lengkap agar anak bermain di rumah saja. Orang tua tidak mengijinkan anak untuk bermain, terkadang orang tua menyediakan berbagai fasilitas yang lengkap agar anak bermain di rumah saja. Orang tua selalu takut apabila anak bermain di luar nanti kotor, anak akan terpengaruh hal-hal yang negatif, dengan ini akan mematikan kreatifitas anak dan menghambat perkembangan anak terutama dalam melatih dan ketekunan anak dalam belajar serta dalam pengembangan logic smart anak.

            Permainan edukatif bisa disebut demikian karena dapat merangsang daya pikir anak. Termasuk diantaranya meningkatkan kemampuan konsentrasi dan memecahkan masalah. Selain itu juga mainan edukatif tidak hanya sekedar membuat anak menikmati permainan tapi juga dituntut agar membuat anak untuk teliti dan tekun ketika mengerjakan mainan tersebut. Para ahli psikologi menggunakan sebutan awal masa kanak-kanak sebagai usia menjelajah, usia bertanya dan usia kreatif (Hurlock, 1994: 109). Maka dari itu mainan edukatif sangat diperlukan dan sangat berperan penting dalam tumbuh kembang anak terutama pada usia dini.www.elearning.romadhon.com

Dunia anak adalah bermain

Dunia anak adalah bermain, karena bermain merupakan kegiatan yang menyenangkan bagi anak. Bermain juga merupakan tuntutan dan kebutuhan bagi anak TK, dengan bermain anak dapat memuaskan tuntutan dan kebutuhan perkembangan anak dalam dimensi : motorik kognitif, kreativitas, bahasa emosi sosial nilai dan sikap hidup.  Bermain dapat membawa harapan  dan antisi tentang dunia yang memberikan dan memungkinkan anak berkhayal seperti sesuatu atau seseorang. Gordon dan Browne (1986: 265) menyatakan Melalui bermain akan belajar mengendalikan diri sendiri, memahami kehidupan, memahami dunianya. Jadi bermain merupakan cermin perkembangan anak."www.elearning.romadhon.com